Dua Doktor di Bulan Penuh Berkah

Dua Doktor di Bulan Penuh Berkah
Ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat Islam. Namun bagi dua orang mahasiswa Pascasarjana UIKA, Nandi Naksabandi dan Sayyid Qutub, Ramadhan kali ini bukan hanya bulan yang penuh berkah tapi juga bulan yang akan menjadi kenangan manis tak terlupakan dalam lembaran kehidupan mereka.

Ahad, Tanggal 12 Ramadhan 1434 H/21 Juli 2012 keduanya berhak menyadang gelar Doktor Pendidikan Islam dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA), Bogor dengan segala hak dan kewajibannya.

Pada siang hari itu, Nandi Naksabandi berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul Pengaruh Pendidikan terhadap Keberagamaan Remaja Masjid Agung Al-Azhar Angkatan 79 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Di hadapan dewan sidang yang terdiri dari Dr. Ending bahruddin M.Ag (Pimpinan Sidang), Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir (Promotor), H. Irfan Syauqi Beik, M.Ed, Ph.D (Co-Promotor), Prof. Dr. KH. Didin hafiduddin, MS (Penguji), Prof. Dr. Didin Saefuddin Buchori, M.A, dan Dr. H. Ibdalsyah M.A (penguji), Nandi menyampaikan hasil penelitiannya itu dengan tenang dan penuh percaya diri. Berdasarkan penelitiannya itu, Nandi menyimpulkan bahwa terdapat program pendidikan di Masjid Agung Al-Azhar memiliki pengaruh positif dalam mengubah perilaku manusia menjadi pribadi yang berakhlaul karimah, cerdas dan mampu mengintegerasikan antara iman dan amal dalam konsep Islam (al-wihdah). Nandi kemudian dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude (dengan pujian) dengan IPK 3,88.

Sidang promosi berikutnya giliran Sayyid Qutub. Ia menyampaikan disertasinya yang berjudul Metode Pembelajaran Kepemimpinan Rasulullah SAW kepada Para Sahabat dalam Kitab Sunan Ibn Majah. Meski tidak memiliki latar belakang keilmuan Hadits, Pria kelahiran 1985 ini mampu menjabarkan hasil penelitiannya itu dengan sangat baik. Salah seorang pengujinya, Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir bahkan mengatakan “menurut saya anda ini ahli hadits”.

Di hadapan dewan sidang yang terdiri dari Dr. Ending Bahruddin M.Ag (Pimpinan Sidang), Prof. Dr. KH. Didin Hafiduddin MS (Promotor), Dr. H. Endin Mujahidin M.Si (Co-Promotor), Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir (Penguji), Prof. Dr. Didin Saefuddin M.A (Penguji) dan Dr. H. Ulil Amri Syafri M.A (penguji), Sayyid Qutub menjelaskan hasil temuan dari penelitiannya dengan penuh semangat. Menurutnya, Rasulullah SAW menggunakan berbagai metode untuk mendidik para sahabat dalam masalah kepemimpinan. Antara lain dengan metode penugasan, metode ceramah, metode mengajar sesama teman, metode tanya jawab, metode keteladanan dan sebagainya. Namun di antara sekian banyak metode, yang paling banyak digunakan oleh Rasulullah SAW adalah metode keteladanan (uswatun hasanah), ceramah dan tanya jawab.

Disertasi ini mendapat apresiasi tinggi dari dewan sidang. Melakukan analisis hadits dalam satu kitab sebesar Sunan Ibn Majah bukanlah hal mudah. Sebab itu, wajar jika Sayyid Qutub kemudian dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude (dengan pujian) dengan IPK 3, 83. Setelah dinyatakan lulus Sayiid Qutub menyampaikan sambutan singkatnya antara lain “lulus dari UIKA adalah nikmat yang besar, tidak ada yang mengetahuinya selain orang yang merasakannya”.

Mungkin Anda juga menyukai